Jumat, 23 November 2012

Aku Mencintaimu


Aku Mencintaimu…

Mataku memandang lurus ke arahnya. Seorang gadis cantik nan menawan. Entah apa yang membuatku begitu mengaguminya. Aku berlari kecil mengejarnya, ingin memberinya sesuatu. Aku menepuk pundaknya pelan, ia menoleh namun dihiraukannya. Kucekal lengannya, lalu kuletakkan sekotak coklat ditangannya. Dengan santainya ia membuang coklat yang kuberikan. Aku hanya tersenyum.

Dengan membawa kepercayaan diri bahwa ia akan menerima sekotak coklat yang kuberi tanpa membuangnya. Hari berikutnya aku mengejarnya. Memberinya sekotak coklat, lagi. Ia menerimanya lalu membuangnya seperti sebelumnya.

Hari-hari selanjutnya aku masih mengejarnya. Memberinya sekotak coklat yang selalu ia terima dan ia buang. Aku tak marah dan tak juga kecewa.

Hari demi hari berlalu. Aku masih mengejarnya dengan harapan ia takkan membuangnya lagi. Meski kutahu harapan itu hanya sia-sia. Nyatanya ia tetap membuang coklat yang kuberi untuknya. Sungguh, aku tak lelah mengejarnya. Tak letih memberinya coklat yang selalu ia buang di depan mataku.

Sampai suatu ketika, ia mau menerimanya. Menerima sekotak coklat yang selalu kuberikan padanya. Aku bahagia.

“Kenapa kau selalu mengejarku dan memberiku sekotak coklat yang bahkan aku selalu membuangnya dihadapanmu?” tanyanya.

“Karena aku mencintaimu dalam segala kerendahan diriku.”

Ia tertegun, mematung ditempatnya.